Christian View : The Lost Boy
Friday, May 09, 2008
Perna denger cerita Anak Yang Hilang ? Mungkin ada yang pernah denger, mungkin ada yang belum denger. Buat yang belum pernah denger, g coba ceritakan secara ringkas deh. Ceritanya gini :
Seorang bapak yang kaya raya, punya dua orang anak laki laki, si sulung dan si bungsu. Sehari-hari mereka tinggal tak berkekurangan di rumah si bapak. Keduanya setiap hari membantu si bapak bekerja di ladang dan menggembalakan ternak dengan dibantu para pekerja di rumah si bapak. Karena si bapak orang kaya, jadi punya banyak pekerja juga. Ya si anak2 ini paling banter jadi mandor lah di ladang atau di padang.
Suatu hari, ntah apa yang merasuki si bungsu, tiba2 dia pengen keluar dari rumah dan hidup dengan caranya sendiri. Lalu dia datang ke bapaknya, minta harta warisan yang jadi bagiannya, supaya dia bisa pegi meninggalkan rumahnya. Tentu si bapak sedih banget dengan keputusan anaknya ini, tapi karena si bapak tau bahwa si bungsu punya keinginan dan kehendak sendiri, akhirnya diberikanlah ke si anak harta warisan bagian si bungsu.
Begitu dapet duit si bungsu langsung cabut dari rumah, melanglang buana, dengan borosnya membuang-buang uangnya tanpa ada yang ngomelin, tanpa ada yang ngawasin, bebas sebebas-bebasnya. Pikirnya, ah g masih muda, buat apa pusing, aku mau bersenang-senang sesuka hatiku, ini yang kumau. Dan akhirnya karena si bungsu cuma menghambur2kan uang bersama teman2nya, akhirnya uang dari bapaknyapun habis.
Pas uang da abis, si bungsu kebingungan. Mau pulang ke rumah malu, mau terus di luar ga ada duit lagi. Ke temen2nya ga ada yang mau kenal lagi, karena seperti kata Lucy R "ada uang abang sayang.. tak ada uang abang kutendang...". Akhirnya si bungsu memutuskan untuk mencari kerja. Berhubung yang dia tau itu kerja cuma bertanam di ladang dan menggembalakan ternak, maka si bungsu pun mencoba melamar pekerjaan yang dia bisa.
Dan mengutip salah satu lagu pengamen sekitar BIN*S "Ke sana ke mari katanya.. ga ada lowongan". Si bungsu sudah putus asa banget, ditolak di sana dan di sini, padahal dia uda kelaperan banget kehausan banget, tapi masi gengsi mau pulang kampung. Sampe akhirnya... dia melihat secercah harapan, ada peternak kaya yang pasang iklan lowongan sebagai penggembala ternak. Si bungsupun cepat2 melamar pekerjaan itu.
Dan diterimalah si bungsu di peternakan tersebut, sebagai penggembala babi. Tapi ternyata di kota tempat tinggal si peternak kaya ini ga punya aturan ketenagakerjaan, jadi semua bos berhak memperlakukan pekerja sesuka hatinya. Si bungsu dikasi makan cuma secuprit itupun satu kali doang. Otomatis, sepanjang hari perutnya bunyi2 kelaperan. Wah, klo uda gelap mata pengennya tuh babi dijadiin sate babi aja hahahah. Tapi dia masi takut dipecat sama bosnya.
Akhirnyaaa... berhubung perut uda ga nahan lagi, dia makan aja tu makanan babi. Rebutan deh ama babi2 gendut nan jorok ituhh.. apalagi makanannya, lebih jorok lagi. Yah tapi, namanya juga terpaksa dan suda kelaperan banget, akhirnya ya dimakan juga. Sambil makan, sambil mikir "huhuhu.. coba klo di rumah bapak, pekerjanya aja dikasi makan 3 kali sehari, uda gitu pake buffet makan sepuasnya lagi.. hiks.. aku di sini tersiksa rebutan makanan sama babi.. blom ni babi bau2.. gendut, g digencet kiri kanan, baru bisa dapet makan.. hiks..."
Sambil mikirin enaknya klo lagi di rumah bapaknya, akhirnya ada satu pikiran muncul di kepalanya. "Apa g balik aja ya ke rumah, tapi gengsi dong g, uda bilang mo hidup sendiri, eh.. tetep aja akhirnya balik gara2 duit abis.." "Tapi.. klo kaya gini terus, ga kuat juga.." "Ah ya sudah deh, g balik aja deh, tapi g ga mau jadi anak lagi de, malu g klo mo jadi anak lagi. G balik k sana tus nglamar jadi pekerja aja de. Setidaknya kerja di rumah bapak lebih terjamin daripada kerja di sini."
Akhirnya baliklah si bungsu ke rumah bapaknya dengan sisa2 tenaga yang ada. Dan ternyata si bapak, sejak si bungsu pergi dari rumah, tiap hariiiiii nungguin di depan teras rumah, berharap suatu saat dari kejauhan melihat si bungsu kembali ke rumah. Dan akhirnya bener juga, si bapak melihat si bungsu berjalan tertatih2 menuju ke rumahnya. Dengan tak sabar si bapak lari menyambung si bungsu yang masi cukup jauh dari rumah.
Begitu ketemu langsung dipeluknya si bungsu. Si bungsu yang malu langsung tersungkur, tus bilang ke bapaknya "Pak, boleh ga aku balik ke rumah, ga usa jadi anak lagi gpp kok Pak, jadi pembantu aja g uda seneng Pak." Si bapak yang seneng banget liat anaknya menjawab "Apapun yang kamu lakukan kamu tetep anakku, dan akan selalu begitu.. kamu ga perlu jadi pembantu. Mari kita pulang dan merayakan kepulanganmu". Singkat cerita, diadakan pesta untuk menyambut si anak bungsu. Happy Ending :D
Banyak yang bisa digambarkan dari cerita ini, salah satunya adalah bagaimana kebanyakan manusia, seperti si bungsu, pengen meninggalkan rumah bapaknya. Keluar dari rumah, keluar dari kehendak dan rencana bapaknya, bikin rencana sendiri, tanpa diatur oleh bapaknya. Ingin menjadi tuhan atas diri sendiri. Berpikir tau apa yang terbaik untuk diri sendiri.
Saat Tuhan menegur dengan lembut, memberikan jalan yang lain untuk dijalani, ga mau. Masi senang dengan jalan yang sedang ditempuh, karena sendiri yang hidup, sendiri yang merasakan, sendiri yang tau yang baik buat sendiri. Dan satu lagi, kehendakku harus terjadi di atas segalanya. Kaya lagunya Kris Dayanti "Jika Tuhan, mau begini, robahlah semua.. jadi yang kumau, karena kuingin segalanya, seperti yang kumauuu...
Kadang-kadang manusia demikian keras kepalanya. Ga mau tunduk pada kehendak Tuhan. Maunya ngikutin kehendaknya sendiri. Biar uda sampe stress, depresi, jalan terseok-seok, tetep gengsi sama Tuhan. Tetep mau ngikuti keinginan sendiri, walopun dalam hati kecil sudah tau bahwa jalan yang ditempuh salah, tapi ga mau ngakuin dan tetep meneruskan jalan yang dipilih walaupun berarti strugle lebih berat lagi.
Saat kita mulai mengeraskan hati kita untuk mengikuti jalan kita sendiri, pernahkah merasakan strugle yang ga ada habis habisnya ? pernahkah merasa cape dengan apa yang kita perjuangkan, tapi hasil yang kita harapkan ga pernah bisa kita dapatkan ? pernahkah merasakan sudah cape, pengen istirahat dari ini semua ?
Mungkin saat itulah saat kita untuk kembali pulang kepadaNya, kembali pada kehendakNya, menurut pada kehendakNya, berserah penuh padaNya untuk mengatur hidup kita, menyerahkan segala keputusan dan jalan hidup kita untuk diatur hanya olehNya. Manusia cuma bisa melihat hal-hal yang ada di belakang dan yang saat ini, ga bisa melihat ke masa depan.
Tapi Dia, Tuhan yang tak terbatas oleh waktu dan jaman, Dia tau apa yang menanti di depan. Dia tau apa yang tidak baik dan apa yang terbaik, dan Dia mau manusia mendapatkan yang terbaik itu. Bukan karena Dia mau memaksakan kehendakNya dalam hidup manusia, tapi karena Dia mengasihi manusia, Dia mau manusia mendapat yang terbaik.
When you feel stuck with your problems
When you've had enough with all your problems
When you no longer have strength to face your problems
When your strugle gives nothing in return
Can't you hear your Father's voice
"Come home my son, I'm waiting for you
I've prepared you with anything you need
Come home and take a rest in my home"
There's a time in our lives
When we need to become our Father's son again
Saved and sound at His home
No more worries for tomorrow
Soli Deo Gloria
Seorang bapak yang kaya raya, punya dua orang anak laki laki, si sulung dan si bungsu. Sehari-hari mereka tinggal tak berkekurangan di rumah si bapak. Keduanya setiap hari membantu si bapak bekerja di ladang dan menggembalakan ternak dengan dibantu para pekerja di rumah si bapak. Karena si bapak orang kaya, jadi punya banyak pekerja juga. Ya si anak2 ini paling banter jadi mandor lah di ladang atau di padang.
Suatu hari, ntah apa yang merasuki si bungsu, tiba2 dia pengen keluar dari rumah dan hidup dengan caranya sendiri. Lalu dia datang ke bapaknya, minta harta warisan yang jadi bagiannya, supaya dia bisa pegi meninggalkan rumahnya. Tentu si bapak sedih banget dengan keputusan anaknya ini, tapi karena si bapak tau bahwa si bungsu punya keinginan dan kehendak sendiri, akhirnya diberikanlah ke si anak harta warisan bagian si bungsu.
Begitu dapet duit si bungsu langsung cabut dari rumah, melanglang buana, dengan borosnya membuang-buang uangnya tanpa ada yang ngomelin, tanpa ada yang ngawasin, bebas sebebas-bebasnya. Pikirnya, ah g masih muda, buat apa pusing, aku mau bersenang-senang sesuka hatiku, ini yang kumau. Dan akhirnya karena si bungsu cuma menghambur2kan uang bersama teman2nya, akhirnya uang dari bapaknyapun habis.
Pas uang da abis, si bungsu kebingungan. Mau pulang ke rumah malu, mau terus di luar ga ada duit lagi. Ke temen2nya ga ada yang mau kenal lagi, karena seperti kata Lucy R "ada uang abang sayang.. tak ada uang abang kutendang...". Akhirnya si bungsu memutuskan untuk mencari kerja. Berhubung yang dia tau itu kerja cuma bertanam di ladang dan menggembalakan ternak, maka si bungsu pun mencoba melamar pekerjaan yang dia bisa.
Dan mengutip salah satu lagu pengamen sekitar BIN*S "Ke sana ke mari katanya.. ga ada lowongan". Si bungsu sudah putus asa banget, ditolak di sana dan di sini, padahal dia uda kelaperan banget kehausan banget, tapi masi gengsi mau pulang kampung. Sampe akhirnya... dia melihat secercah harapan, ada peternak kaya yang pasang iklan lowongan sebagai penggembala ternak. Si bungsupun cepat2 melamar pekerjaan itu.
Dan diterimalah si bungsu di peternakan tersebut, sebagai penggembala babi. Tapi ternyata di kota tempat tinggal si peternak kaya ini ga punya aturan ketenagakerjaan, jadi semua bos berhak memperlakukan pekerja sesuka hatinya. Si bungsu dikasi makan cuma secuprit itupun satu kali doang. Otomatis, sepanjang hari perutnya bunyi2 kelaperan. Wah, klo uda gelap mata pengennya tuh babi dijadiin sate babi aja hahahah. Tapi dia masi takut dipecat sama bosnya.
Akhirnyaaa... berhubung perut uda ga nahan lagi, dia makan aja tu makanan babi. Rebutan deh ama babi2 gendut nan jorok ituhh.. apalagi makanannya, lebih jorok lagi. Yah tapi, namanya juga terpaksa dan suda kelaperan banget, akhirnya ya dimakan juga. Sambil makan, sambil mikir "huhuhu.. coba klo di rumah bapak, pekerjanya aja dikasi makan 3 kali sehari, uda gitu pake buffet makan sepuasnya lagi.. hiks.. aku di sini tersiksa rebutan makanan sama babi.. blom ni babi bau2.. gendut, g digencet kiri kanan, baru bisa dapet makan.. hiks..."
Sambil mikirin enaknya klo lagi di rumah bapaknya, akhirnya ada satu pikiran muncul di kepalanya. "Apa g balik aja ya ke rumah, tapi gengsi dong g, uda bilang mo hidup sendiri, eh.. tetep aja akhirnya balik gara2 duit abis.." "Tapi.. klo kaya gini terus, ga kuat juga.." "Ah ya sudah deh, g balik aja deh, tapi g ga mau jadi anak lagi de, malu g klo mo jadi anak lagi. G balik k sana tus nglamar jadi pekerja aja de. Setidaknya kerja di rumah bapak lebih terjamin daripada kerja di sini."
Akhirnya baliklah si bungsu ke rumah bapaknya dengan sisa2 tenaga yang ada. Dan ternyata si bapak, sejak si bungsu pergi dari rumah, tiap hariiiiii nungguin di depan teras rumah, berharap suatu saat dari kejauhan melihat si bungsu kembali ke rumah. Dan akhirnya bener juga, si bapak melihat si bungsu berjalan tertatih2 menuju ke rumahnya. Dengan tak sabar si bapak lari menyambung si bungsu yang masi cukup jauh dari rumah.
Begitu ketemu langsung dipeluknya si bungsu. Si bungsu yang malu langsung tersungkur, tus bilang ke bapaknya "Pak, boleh ga aku balik ke rumah, ga usa jadi anak lagi gpp kok Pak, jadi pembantu aja g uda seneng Pak." Si bapak yang seneng banget liat anaknya menjawab "Apapun yang kamu lakukan kamu tetep anakku, dan akan selalu begitu.. kamu ga perlu jadi pembantu. Mari kita pulang dan merayakan kepulanganmu". Singkat cerita, diadakan pesta untuk menyambut si anak bungsu. Happy Ending :D
Banyak yang bisa digambarkan dari cerita ini, salah satunya adalah bagaimana kebanyakan manusia, seperti si bungsu, pengen meninggalkan rumah bapaknya. Keluar dari rumah, keluar dari kehendak dan rencana bapaknya, bikin rencana sendiri, tanpa diatur oleh bapaknya. Ingin menjadi tuhan atas diri sendiri. Berpikir tau apa yang terbaik untuk diri sendiri.
Saat Tuhan menegur dengan lembut, memberikan jalan yang lain untuk dijalani, ga mau. Masi senang dengan jalan yang sedang ditempuh, karena sendiri yang hidup, sendiri yang merasakan, sendiri yang tau yang baik buat sendiri. Dan satu lagi, kehendakku harus terjadi di atas segalanya. Kaya lagunya Kris Dayanti "Jika Tuhan, mau begini, robahlah semua.. jadi yang kumau, karena kuingin segalanya, seperti yang kumauuu...
Kadang-kadang manusia demikian keras kepalanya. Ga mau tunduk pada kehendak Tuhan. Maunya ngikutin kehendaknya sendiri. Biar uda sampe stress, depresi, jalan terseok-seok, tetep gengsi sama Tuhan. Tetep mau ngikuti keinginan sendiri, walopun dalam hati kecil sudah tau bahwa jalan yang ditempuh salah, tapi ga mau ngakuin dan tetep meneruskan jalan yang dipilih walaupun berarti strugle lebih berat lagi.
Saat kita mulai mengeraskan hati kita untuk mengikuti jalan kita sendiri, pernahkah merasakan strugle yang ga ada habis habisnya ? pernahkah merasa cape dengan apa yang kita perjuangkan, tapi hasil yang kita harapkan ga pernah bisa kita dapatkan ? pernahkah merasakan sudah cape, pengen istirahat dari ini semua ?
Mungkin saat itulah saat kita untuk kembali pulang kepadaNya, kembali pada kehendakNya, menurut pada kehendakNya, berserah penuh padaNya untuk mengatur hidup kita, menyerahkan segala keputusan dan jalan hidup kita untuk diatur hanya olehNya. Manusia cuma bisa melihat hal-hal yang ada di belakang dan yang saat ini, ga bisa melihat ke masa depan.
Tapi Dia, Tuhan yang tak terbatas oleh waktu dan jaman, Dia tau apa yang menanti di depan. Dia tau apa yang tidak baik dan apa yang terbaik, dan Dia mau manusia mendapatkan yang terbaik itu. Bukan karena Dia mau memaksakan kehendakNya dalam hidup manusia, tapi karena Dia mengasihi manusia, Dia mau manusia mendapat yang terbaik.
When you feel stuck with your problems
When you've had enough with all your problems
When you no longer have strength to face your problems
When your strugle gives nothing in return
Can't you hear your Father's voice
"Come home my son, I'm waiting for you
I've prepared you with anything you need
Come home and take a rest in my home"
There's a time in our lives
When we need to become our Father's son again
Saved and sound at His home
No more worries for tomorrow
Soli Deo Gloria
Labels: Christianity
0 Comments:
« back home
Post a Comment